Cara Menulis di Blog - Siapa sih yang nggak kenal Tere Liye? Itu loh, penulis novel yang produktif banget. Tidak hanya itu, bahkan, hampir bisa dipastikan bahwa semua buku yang ditulisnya bakal menjadi Best Seller. Kita kenal beberapa novelnya yang fenomenal, Hafalan Sholat Delisa, Bidadari-Bidadari Surga, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Bumi, Bulan, dan masih banyak lagi.
Klik >>> Download Ebook Indonesia
![]() |
Yang belum kenal, nih orangnya |
Konon, sampai saat tulisan ini dibuat, Tere Liye sudah menerbitkan 20 buku. Padahal Ia baru menghasilkan buku di tahun 2006 -artinya baru 9 tahun yang lalu. Dalam artian, setiap tahun, Ia selalu menerbitkan minimal 2 buku.
Dalam sebuah seminar kepenulisan, Ia menuturkan bahwa kuncinya hanya ada dua saja. Apa itu?
Pertama, menulis itu tidak ada aturannya. Menulis ya menulis saja. Tuliskan sekehendak hatimu, yang penting dipahami oleh pembaca. Lagian, nggak mungkinkan dalam satu novel, dari awal sampai akhir tulisannya selalu SPOK semua? Menulislah sebebas-bebasnya. Nggak ada aturannya.
Kedua, jika ada yang bilang bahwa menulis ada aturannya, maka kembalikan ke aturan pertama. Bahwa menulis tak ada aturannya.
Nah, jika dipikir-pikir, benar juga apa yang dikatakannya, bukan? Selama ini kan kita seringnya mikir ini dan itu dalam menulis. Takut nggak sesuai kaidah lah, takut nggak sesuai EYD lah, dan sebagainya. Seharusnya, menulis ya menulis saja.
bang tere memang luar biasa. tulisannya mampu mengubah prinsip hidupku.
BalasHapusTerimakasih sudah berkunjung..
BalasHapusSalam Kenal..
menulis ya menulis saja... sepakat deh!
BalasHapusBener mbak, nggak usah banyak mikir dulu...
HapusEh terdampar disini, saya juga pernah dapet materi ini dan saya tuliskan di http://cahayatheprinces.blogspot.com/2012/02/tanggal-20-januari-2012-kemarin-aku.html
BalasHapusSemangat emnulis :)
Semoga menjadi terdampar yang menyenangkan...
HapusTapi kenapa pihak penerbit kadang menuntut ada revisi banyak? Kurang ini lah, kurang itu lah, yang akhirnya "kebebasan" itu musnah di hadapan penerbit.
BalasHapusBedalah urusannya kalau sama penerbit.. Mereka kan bisnis, jadi seleksi naskah memang perlu..
Hapusterima kasih tipsnya bang syha
BalasHapus